RSS

Serina & Seruling.

Mungkin pernah dengar kutipan "Don't judge a book by it's cover" jangan menilai buku dari sampulnya, karna belum tentu isi buku sebagus sampulnya atau mungkin sebaliknya, isi buku tak sejelek gambar/warna/penampilan sampulnya, istilah sampul disini gak harus sampul yang bagus tapi bisa juga diartikan judul bukunya yang menarik.
Kenapa sih kualitas sampul sama isi beda? ya bisa aja, ini salah satu strategi untuk mendongkrak penjualan buku tersebut. sebenarnya semua buku itu bagus, karna berisikan informasi, hanya saja kebanyakan orang malas membaca buku, entah itu karna bukan buku yang diminatinya, atau memang dari sananya gak suka baca buku. Jadi intinya sampul/judul buku yang dibagus-bagusin itu tujuannya tak lain adalah untuk menarik minat pembaca atau pembeli supaya mau membaca atau membeli buku tersebut.
terus.. apa maksud dari penjelasan tentang kutipan diatas? mungkin itu sedikit gambaran tentang fenomena-fenomena penipuan yang sering terjadi dalam dunia jurnalis, liat aja koran-koran atau berita/artikel online, kebanyakan memberi judul tulisan dengan kesan melebih-lebihkan supaya orang tertarik untuk membacanya (walaupun ujung-ujungnya kecewa sama isinya)

Hmmm.. mohon maaf kalau penjelasan diatas terkesan bertele-tele, mungkin sebaiknya langsung saja ke intinya. judul artikel ini sama sekali gak ada maksud menipu jadi kujelaskan disini kalo tulisan ini gak ada hubungannya dengan penyanyi serina maupun alat musik seruling.

Cuma mau sedikit berbagi cerita, mumpung sekarang lagi pengen nulis, sebelumnya kutegaskan kalo tulisanku ini bukan karna pengen menyesuaikan dengan momen puasa, hanya saja sejak bertahun-tahun lalu aku memang selalu kepikiran hal ini setiap kali menjelang bulan puasa, jadi mumpung lagi kepikiran ya kutulis aja :p

Mungkin bagi teman2 yang tinggal di pulau jawa atau daerah lainnya di indonesia sudah terlalu akrab dengan suara bedug sebagai tanda buka puasa, tapi selama hidup dan tinggal di kalimantan timur, disini (khususnya daerah tenggarong) aku gak pernah sama sekali dengar yg namanya suara bedug, baik di waktu buka puasa maupun sahur. Bukannya mesjid sini gak ada bedugnya, cuma mungkin tradisinya aja yang beda.
Dulu buka puasa cuma diumumkan dengan toa mesjid "saatnya berbuka puasa"/"waktu imsak telah tiba" kira-kira begitu lah bahasanya, kadang-kadang langsung adzan aja toh semua orang pasti udah pada tau kalo udah adzan maghrib itu waktunya berbuka. Sekarang jaman udah canggih, tiap-tiap masjid dilengkapi dengan sirine masing-masing (bukan teknolngi baru juga sih, malah sebelum aku lahir sudah ada sirine) mungkin lebih tepatnya ini suatu bentuk modernisasi terhadap mesjid-mesjid yang ada di indonesia, toh teknologi ada untuk kemudahan, jadi kenapa tidak? Yang pasti suara sirine mesjid beda sama suara sirine pemadam kebakaran, polisi, ambulan dll..

Tapi ada hal unik disini, mungkin lebih cocok dibilang lucu atau agak norak, sekitar 7-8 tahun yang lalu sejak pertama kali diterapkannya sistim suara sirine di tiap-tiap masjid, warga sekitar tenggarong yaitu warga lokal yang penggunaan bahasa daerahnya masih kental jarang sekali ada warga yang menggunakan istilah sirine, paling-paling cuma para pelajar gaul yang fasih berbahasa indonesia atau nrang-orang yang berwawasan luas yang mengenal istilah sirine, selebihnya di kalangan warga biasa khususnya ibu-ibu sampai nenek-nenek mengenal dan menyebut suara dengungan panjang ini dengan 2 macam istilah yaitu serina dan seruling. Sirine kenapa malah jadi serina? (itu nama artis wooi..) mungkin aja sih, namanya juga informasi yang beredar dari mulut ke mulut dan itu memang sangat-sangat mungkin terjadi, toh kenyataannya memang beda tipis, cuma beda huruf hidup doang. Trus gimana dengan istilah seruling? aku sendiri juga bingung, jelas-jelas sirine itu suara elektro, sama sekali gak mirip suara bambu yang ditiup. Lama-lama istilah ini mulai dipakai dikalangan anak-anak, bapak-bapak sampai pemuda mulai terbiasa menggunakan kedua istilah ini, yah.. anggap aja kosa kata baru, itung-itung nambah kekayaan bahasa daerah. *LOL*

Kena tilang...

Waktu itu sore hari aku sama ojou pergi ke toko Delima (yang sekarang udah gak ada karna kena kebakaran) buat nyari pernak-pernik jahit untuk keperluan cosplay. sepulangnya kami berniat pergi ke toko simpang damai buat nyari pernak-pernik jahit juga, tapi karna kecerobohanku yang terobos jalan ngelawan arus karna gak ngeliat rambu tanda STOP, kami ditilang polisi lalu lintas. trus kunci motorku diambil pak polisi, seperti biasa karna udah sering banget berurusan sama polisi lalu lintas aku keluarin teknik rahasiaku yaitu ekspresi memelas, sebenarnya aku paling benci memelas tapi karna kunci motorku sudah diambil ya apa boleh buat, saat itu motorku lebih penting dari harga diriku. orz



pak polisi : Selamat sore.. *kata2 andalan polisi kalo lagi nilang orang*

aku : sore pak.

pak polisi : kamu tau kesalahanmu apa?

aku : ngelawan arus pak

pak polisi : coba baca ini *nyodorin surat tilang*

aku : astaga pak, mahal banget! *lupa nominalnya berapa, kalo gak salah sekitar 900rb*

pak polisi : ya udah 500rb aja. *malah dimurahin, padahal denda di surat tilang gak boleh diganggu gugat, ketahuan kalo duitnya bakal masuk kantong*

pak polisi : kamu kerja apa?

aku : saya pengangguran pak *bohong lagi*

pak polisi : trus adeknya?

ojou : saya kuliah pak, di unmul bla bla bla bla...



ojou ngobrol lama sama pak polisi sambil becanda2 sedikit, tapi semaksimal apapun akting memelasku ternyata gak diimbangi sama respon ojou yang malah senyum-senyum ketawa karna digodain pak polisi. dan akhirnya gak terasa udah maghrib & terdengarsuara adzhan. teman2 pak polisi pada pulang tinggal dia sendiri yang bertahan, memang niat banget pengen malak.



aku : duit saya di dompet cuma 50rb pak (dengan muka sok suram sambil buka dompet)

pak polisi : ya sudah, motor kamu saya bawa ya..

aku : jangan paaak, nanti saya pulangnya gimana, rumah saya di tenggarong loh pak >.

pak polisi : ya kamu telpon temanmu kek, atau keluargamu yang tinggal di samarinda

aku : saya gak punya keluarga atau kenalan di samarinda pak *bohong banget padahal teman sama keluargaku ku di samarinda banyak banget, mungkin kalo dihitung semuanya mungkin udah lebih 2 ribu orang*

pak polisi : minta tolong sama pacarmu

aku : dia adek saya pak

pak polisi : alah, gak usah bohong kamu.

ojou : iya pak dia kakak saya.

pak polisi : ya udah kamu besok aja pulangnya, malam ini nginap aja di kost pacar kamu.

aku : ya gak mungkin lah pak, masa saya nginap di kost cewek, lagian dia bukan pacar tapi adek saya pak.

ojou : *kayaknya senyum2 nahan ketawa ngeliat ekspresiku*

pak polisi : alah.. gak usah sok suci, kayak saya gak tau aja kelakuan anak jaman sekarang.

aku : *ngomong dalam hati, aku bukan cowok bejad, dasar polisi laknat!!!*

ojou : ya ampun pak, dia itu kakak saya..



karna hari udah petang & dia gak mau buang2 waktu akhirnya duitku di dompet diambil trus motorku dikembalikan.

[Football lovers] Kenapa harus dukung Belanda?

by Naokirito Miffy on Thursday, June 14, 2012 at 4:54am ·

Dukung belanda atau jerman? ya jelas jerman laah, karna aku udah memutuskan untuk menjadi fans militan Der Panzer.

Dulu pernah dengar perbincangan Dik Doang di radio, dia bilang begini, "Dukung timnas belanda, karna sebagian dari mereka adalah saudara kita"

Nah lo! emang bener sih jaman dulu banyak orang indo yang kawin sama orang belanda, ibu ku aja pernah bilang kalo dulu sepupunya nenek ku nikah sama orang belanda trus dibawa ke belanda sana, neneknya temanku juga ada yang menetap di belanda, trus aku juga pernah kenalan sama kakak sepupunya mantan pacarku yang juga keturunan indo belanda, waktu itu dia liburan ke indonesia.

*Meskipun penulisan diatas berbelit-belit dan terkesan melebih-lebihkan tapi itu semua benar adanya, ngapain juga aku bohong.

Yang tadi itu termasuk golongan Indo belanda, yaitu penduduk pribumi yang menikah dan ikut suami2 mereka pulang ke belanda pada masa orde baru (kebanyakan sih begitu) dan sesuai dengan namanya masyarakat indo belanda terdiri dari blsteran indonesia belanda maupun indo eropa.

Ada juga penduduk warga negara indonesia yang pindah dan menetap di belanda secara independen, artinya mereka pindah kesana atas kemauan sendiri. Trus masih ada dua golongan imigran lagi yang menetap di belanda dengan alasan yang berbeda, misalnya penduduk jawa suriname yang awalnya pergi ke belanda cuma untuk berekerja, tapi terpaksa menetap disana karna janji pemerintah belanda yang tak kunjung memulangkan mereka ke indonesia, dan golongan yang terakhir adalah penduduk Ambon atau penduduk maluku yang pada masa penjajahan pro kepada belanda, nah waktu indonesia resmi merdeka belanda angkat kaki dan para warga yang pro belanda tadi juga terpaksa ikut angkat kaki dari indonesia, dan ikut ke belanda.

Malah ngomongin sejarah gini, kan awalnya ngomongin sepak bola, apa hubungannya coba?

Jadiiiiii.... percaya atau engga, lebih dari setengah juta penduduk belanda itu keturunan indonesia, artinya masih saudara, dan yang istimewa adalah banyaknya pemain keturunan indo belanda yang sukses sebagai pesepakbola dunia, diantarnya adalah Mark Van Bommel, John Heitinga, Roy Makkay, Michael Mols, Giovanni Van Bronckhorst, Sergio Van Dijk, Denny Landzaat, Nigel De Jong, Bobby Petta, Robin Van Persie, Radja Nainggolan dan yang terakhir Irfan Bachdim.

Yeaah.. meski begitu aku tetap dukung jerman hahaha..

Serina & Seruling.

| 0 komentar |

Mungkin pernah dengar kutipan "Don't judge a book by it's cover" jangan menilai buku dari sampulnya, karna belum tentu isi buku sebagus sampulnya atau mungkin sebaliknya, isi buku tak sejelek gambar/warna/penampilan sampulnya, istilah sampul disini gak harus sampul yang bagus tapi bisa juga diartikan judul bukunya yang menarik.
Kenapa sih kualitas sampul sama isi beda? ya bisa aja, ini salah satu strategi untuk mendongkrak penjualan buku tersebut. sebenarnya semua buku itu bagus, karna berisikan informasi, hanya saja kebanyakan orang malas membaca buku, entah itu karna bukan buku yang diminatinya, atau memang dari sananya gak suka baca buku. Jadi intinya sampul/judul buku yang dibagus-bagusin itu tujuannya tak lain adalah untuk menarik minat pembaca atau pembeli supaya mau membaca atau membeli buku tersebut.
terus.. apa maksud dari penjelasan tentang kutipan diatas? mungkin itu sedikit gambaran tentang fenomena-fenomena penipuan yang sering terjadi dalam dunia jurnalis, liat aja koran-koran atau berita/artikel online, kebanyakan memberi judul tulisan dengan kesan melebih-lebihkan supaya orang tertarik untuk membacanya (walaupun ujung-ujungnya kecewa sama isinya)

Hmmm.. mohon maaf kalau penjelasan diatas terkesan bertele-tele, mungkin sebaiknya langsung saja ke intinya. judul artikel ini sama sekali gak ada maksud menipu jadi kujelaskan disini kalo tulisan ini gak ada hubungannya dengan penyanyi serina maupun alat musik seruling.

Cuma mau sedikit berbagi cerita, mumpung sekarang lagi pengen nulis, sebelumnya kutegaskan kalo tulisanku ini bukan karna pengen menyesuaikan dengan momen puasa, hanya saja sejak bertahun-tahun lalu aku memang selalu kepikiran hal ini setiap kali menjelang bulan puasa, jadi mumpung lagi kepikiran ya kutulis aja :p

Mungkin bagi teman2 yang tinggal di pulau jawa atau daerah lainnya di indonesia sudah terlalu akrab dengan suara bedug sebagai tanda buka puasa, tapi selama hidup dan tinggal di kalimantan timur, disini (khususnya daerah tenggarong) aku gak pernah sama sekali dengar yg namanya suara bedug, baik di waktu buka puasa maupun sahur. Bukannya mesjid sini gak ada bedugnya, cuma mungkin tradisinya aja yang beda.
Dulu buka puasa cuma diumumkan dengan toa mesjid "saatnya berbuka puasa"/"waktu imsak telah tiba" kira-kira begitu lah bahasanya, kadang-kadang langsung adzan aja toh semua orang pasti udah pada tau kalo udah adzan maghrib itu waktunya berbuka. Sekarang jaman udah canggih, tiap-tiap masjid dilengkapi dengan sirine masing-masing (bukan teknolngi baru juga sih, malah sebelum aku lahir sudah ada sirine) mungkin lebih tepatnya ini suatu bentuk modernisasi terhadap mesjid-mesjid yang ada di indonesia, toh teknologi ada untuk kemudahan, jadi kenapa tidak? Yang pasti suara sirine mesjid beda sama suara sirine pemadam kebakaran, polisi, ambulan dll..

Tapi ada hal unik disini, mungkin lebih cocok dibilang lucu atau agak norak, sekitar 7-8 tahun yang lalu sejak pertama kali diterapkannya sistim suara sirine di tiap-tiap masjid, warga sekitar tenggarong yaitu warga lokal yang penggunaan bahasa daerahnya masih kental jarang sekali ada warga yang menggunakan istilah sirine, paling-paling cuma para pelajar gaul yang fasih berbahasa indonesia atau nrang-orang yang berwawasan luas yang mengenal istilah sirine, selebihnya di kalangan warga biasa khususnya ibu-ibu sampai nenek-nenek mengenal dan menyebut suara dengungan panjang ini dengan 2 macam istilah yaitu serina dan seruling. Sirine kenapa malah jadi serina? (itu nama artis wooi..) mungkin aja sih, namanya juga informasi yang beredar dari mulut ke mulut dan itu memang sangat-sangat mungkin terjadi, toh kenyataannya memang beda tipis, cuma beda huruf hidup doang. Trus gimana dengan istilah seruling? aku sendiri juga bingung, jelas-jelas sirine itu suara elektro, sama sekali gak mirip suara bambu yang ditiup. Lama-lama istilah ini mulai dipakai dikalangan anak-anak, bapak-bapak sampai pemuda mulai terbiasa menggunakan kedua istilah ini, yah.. anggap aja kosa kata baru, itung-itung nambah kekayaan bahasa daerah. *LOL*

LEER MÁS...

Kena tilang...

| 0 komentar |

Waktu itu sore hari aku sama ojou pergi ke toko Delima (yang sekarang udah gak ada karna kena kebakaran) buat nyari pernak-pernik jahit untuk keperluan cosplay. sepulangnya kami berniat pergi ke toko simpang damai buat nyari pernak-pernik jahit juga, tapi karna kecerobohanku yang terobos jalan ngelawan arus karna gak ngeliat rambu tanda STOP, kami ditilang polisi lalu lintas. trus kunci motorku diambil pak polisi, seperti biasa karna udah sering banget berurusan sama polisi lalu lintas aku keluarin teknik rahasiaku yaitu ekspresi memelas, sebenarnya aku paling benci memelas tapi karna kunci motorku sudah diambil ya apa boleh buat, saat itu motorku lebih penting dari harga diriku. orz



pak polisi : Selamat sore.. *kata2 andalan polisi kalo lagi nilang orang*

aku : sore pak.

pak polisi : kamu tau kesalahanmu apa?

aku : ngelawan arus pak

pak polisi : coba baca ini *nyodorin surat tilang*

aku : astaga pak, mahal banget! *lupa nominalnya berapa, kalo gak salah sekitar 900rb*

pak polisi : ya udah 500rb aja. *malah dimurahin, padahal denda di surat tilang gak boleh diganggu gugat, ketahuan kalo duitnya bakal masuk kantong*

pak polisi : kamu kerja apa?

aku : saya pengangguran pak *bohong lagi*

pak polisi : trus adeknya?

ojou : saya kuliah pak, di unmul bla bla bla bla...



ojou ngobrol lama sama pak polisi sambil becanda2 sedikit, tapi semaksimal apapun akting memelasku ternyata gak diimbangi sama respon ojou yang malah senyum-senyum ketawa karna digodain pak polisi. dan akhirnya gak terasa udah maghrib & terdengarsuara adzhan. teman2 pak polisi pada pulang tinggal dia sendiri yang bertahan, memang niat banget pengen malak.



aku : duit saya di dompet cuma 50rb pak (dengan muka sok suram sambil buka dompet)

pak polisi : ya sudah, motor kamu saya bawa ya..

aku : jangan paaak, nanti saya pulangnya gimana, rumah saya di tenggarong loh pak >.

pak polisi : ya kamu telpon temanmu kek, atau keluargamu yang tinggal di samarinda

aku : saya gak punya keluarga atau kenalan di samarinda pak *bohong banget padahal teman sama keluargaku ku di samarinda banyak banget, mungkin kalo dihitung semuanya mungkin udah lebih 2 ribu orang*

pak polisi : minta tolong sama pacarmu

aku : dia adek saya pak

pak polisi : alah, gak usah bohong kamu.

ojou : iya pak dia kakak saya.

pak polisi : ya udah kamu besok aja pulangnya, malam ini nginap aja di kost pacar kamu.

aku : ya gak mungkin lah pak, masa saya nginap di kost cewek, lagian dia bukan pacar tapi adek saya pak.

ojou : *kayaknya senyum2 nahan ketawa ngeliat ekspresiku*

pak polisi : alah.. gak usah sok suci, kayak saya gak tau aja kelakuan anak jaman sekarang.

aku : *ngomong dalam hati, aku bukan cowok bejad, dasar polisi laknat!!!*

ojou : ya ampun pak, dia itu kakak saya..



karna hari udah petang & dia gak mau buang2 waktu akhirnya duitku di dompet diambil trus motorku dikembalikan.

LEER MÁS...

[Football lovers] Kenapa harus dukung Belanda?

| 0 komentar |

by Naokirito Miffy on Thursday, June 14, 2012 at 4:54am ·

Dukung belanda atau jerman? ya jelas jerman laah, karna aku udah memutuskan untuk menjadi fans militan Der Panzer.

Dulu pernah dengar perbincangan Dik Doang di radio, dia bilang begini, "Dukung timnas belanda, karna sebagian dari mereka adalah saudara kita"

Nah lo! emang bener sih jaman dulu banyak orang indo yang kawin sama orang belanda, ibu ku aja pernah bilang kalo dulu sepupunya nenek ku nikah sama orang belanda trus dibawa ke belanda sana, neneknya temanku juga ada yang menetap di belanda, trus aku juga pernah kenalan sama kakak sepupunya mantan pacarku yang juga keturunan indo belanda, waktu itu dia liburan ke indonesia.

*Meskipun penulisan diatas berbelit-belit dan terkesan melebih-lebihkan tapi itu semua benar adanya, ngapain juga aku bohong.

Yang tadi itu termasuk golongan Indo belanda, yaitu penduduk pribumi yang menikah dan ikut suami2 mereka pulang ke belanda pada masa orde baru (kebanyakan sih begitu) dan sesuai dengan namanya masyarakat indo belanda terdiri dari blsteran indonesia belanda maupun indo eropa.

Ada juga penduduk warga negara indonesia yang pindah dan menetap di belanda secara independen, artinya mereka pindah kesana atas kemauan sendiri. Trus masih ada dua golongan imigran lagi yang menetap di belanda dengan alasan yang berbeda, misalnya penduduk jawa suriname yang awalnya pergi ke belanda cuma untuk berekerja, tapi terpaksa menetap disana karna janji pemerintah belanda yang tak kunjung memulangkan mereka ke indonesia, dan golongan yang terakhir adalah penduduk Ambon atau penduduk maluku yang pada masa penjajahan pro kepada belanda, nah waktu indonesia resmi merdeka belanda angkat kaki dan para warga yang pro belanda tadi juga terpaksa ikut angkat kaki dari indonesia, dan ikut ke belanda.

Malah ngomongin sejarah gini, kan awalnya ngomongin sepak bola, apa hubungannya coba?

Jadiiiiii.... percaya atau engga, lebih dari setengah juta penduduk belanda itu keturunan indonesia, artinya masih saudara, dan yang istimewa adalah banyaknya pemain keturunan indo belanda yang sukses sebagai pesepakbola dunia, diantarnya adalah Mark Van Bommel, John Heitinga, Roy Makkay, Michael Mols, Giovanni Van Bronckhorst, Sergio Van Dijk, Denny Landzaat, Nigel De Jong, Bobby Petta, Robin Van Persie, Radja Nainggolan dan yang terakhir Irfan Bachdim.

Yeaah.. meski begitu aku tetap dukung jerman hahaha..

LEER MÁS...